Memahami SUBNETTING -Dunia IT

A. Pendahuluan
Assalamuallaikum wr, wb
selamat datang di blog saya, kali ini saya akan mengshare pada kalian tentang Subneting, mulai dari apa itu subneting, kegunaannya dan fungsinya. Sebelumnya saya sudah menulis blog tentang Subnetting ini namun artikel kali yang saya buat melengkapi blog yang sebelumnya. https://yayanprian4.blogspot.com/2018/08/pengertian-subneting-dan-perbedaan-ipv4.html
B. Latar Belakang
  Teknologi jaringan komputer sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan kinerja dalam kehidupanmanusia. Dengan jaringan komputer manusia dapat saling berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer mereka yang membentuk sebuah jaringan. Melalui jaringan it mereka dapat saling bertukar informasi, dan data satu sama lainnya.
  Istilah sabnetting bertujua unuk membagi jaringan kedalam subnet - subnet sehingga memudahkan dalam pembagian network dan pengontrolan dari sebuah jaringan
  Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang len=bih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. 
C. Maksud & Tujuan
    1. Bisa memahami apa itu subneting
    2. Dapat memahami clas-clas ip address
    3. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR / VLSM.
D. Pembahasan

Sub-jaringan, atau subnet, adalah pembagian secara yang terlihat secara fisik dari IP jaringan. Praktik membagi jaringan menjadi dua atau lebih jaringan disebut subnetting.
Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host. Field sisanya adalah pengidentifikasi untuk host tertentu atau antarmuka jaringan.

 1. IP Address Kelas A
   IP Address kelas A merupakan kelas IP Address yang ditujukan untuk jaringan komputer yang punya jumlah host yang sangat banyak. Range atau rentang oktet pertama untuk IP Address kelas A adalah antara 1-126. IP Address kelas A memiliki 8 bit biner untuk Network ID nya , dan 24 bit biner sisanya merupakan Host ID nya.
      Untuk lebih jelas nya, perhatikan karakteristik dari IP Address Kelas A berikut :

    Oktet pertama di isi angka antara 1-126
    Jumlah Network ID sebanyak 126
    Jumlah Host ID sebanyak 16 juta-an pada masing-masing Network ID
    1 bit biner pertama PASTI bernilai 0
    Subnet Mask default dari IP Address Kelas A adalah 255.0.0.0

 2. IP Address Kelas B
    IP Address kelas B merupakan kelas IP Address yang ditujukan untuk jaringan komputer skala sedang sampai besar. Range atau rentang oktet pertama untuk IP Address kelas B adalah antara 128-191. IP Address kelas C memiliki 16 bit biner untuk Network ID nya , dan 16 bit biner sisanya merupakan Host ID nya.
      Untuk lebih jelas nya, perhatikan karakteristik dari IP Address Kelas B berikut :

    Oktet pertama di isi angka antara 128-191
    Jumlah Network ID sebanyak 16.384
    Jumlah Host ID lebih dari 65 ribu pada masing-masing Network ID
    2 bit biner pertama PASTI bernilai 10
    Subnet Mask default dari IP Address Kelas B adalah 255.255.0.0

 3. IP Address Kelas C
    IP Address kelas C merupakan kelas IP Address yang ditujukan untuk jaringan komputer dengan jumlah host yang sedikit. Range atau rentang oktet pertama untuk IP Address kelas C adalah antara 192-223. IP Address kelas C memiliki 24 bit biner untuk Network ID nya , dan 8 bit biner sisanya merupakan Host ID nya.
      Untuk lebih jelas nya, perhatikan karakteristik dari IP Address Kelas C berikut :

    Oktet pertama di isi angka antara 192-223
    Jumlah Network ID sebanyak 2.097.152
    Jumlah Host ID sebanyak 254
    3 bit biner pertama PASTI bernilai 110
    Subnet Mask default dari IP Address Kelas C adalah 255.255.255.0


 Classfull
    Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama,  biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP, dimana protocol ini  tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga              informasi-informasi subnet tidak dikirimkan.
    Ini berarti jika sebuah router menjalankan RIP mempunyai sebuah subnet mask dengan nilai tertentu, router beranggapan bahwa semua interface yang berada di dalam alamat classfull routing.  Jika kita mencampurkan panjang subnet yang berbeda dalam sebuah network yang menjalankan protocol RIP atau IGRP maka network itu tidak akan bekerja.
Classless
    Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.

Subnetting :
Mengapa dilakukan subnetting ?
    1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan, mengurangi broadcast storm/memperkecil broadcast domain. (reduced network traffic)
    2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan (optimized network performance)
    3. Pengelolaan yang disederhanakan yang memudahkan kita dalam pengelolaan,mengidentifikasikan permasalahan (simplified management)
    4. Penghematan alamat IP

Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.

CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR.
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR, kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan :


 Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
    • untuk IP address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0
    • untuk IP address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0
    • untuk IP address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
E. Hasil yang didapat
kita dapat mengetahui apa itu subneting
F. Kesimpulan
Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.
G. Referensi 
https://id.wikipedia.org
H. Penutup 
Semoga apa yang saya sharekan di atas bisa di pahami dan di pelajari dengan baik, mohon maaf bila artikel di atas kurang lengkap atau bahasanya kurang jelas, sekian dari saya.
Wasallamuallaikum wr, wb




Share:

0 komentar:

Post a Comment

Categories

Ordered List

Sample Text

ads